Pemain Prancis itu mampu menembus tim utama AS Monaco pada usia remaja. Ia berhasil mengantarkan timnya itu menjuarai gelar Ligue 1 dan menembus semifinal Liga Champions pada musim.
Kesukesan Mbappe itu membuat raksasa Prancis PSG memboyongnya ke Paris dengan biaya yang cukup fanstastis. Kini Mbappe menjadi pemain penting di lini depan PSG.
Puncak kesuksesan Mbappe terjadi saat membela Prancis di Piala Dunia 2018 kemarin. Ia bersama negaranya menjadi juara di Rusia dan dinobatkan sebagai pemain muda terbaik di turnamen.
Namun, Mbappe saat ini sudah tidak bisa lagi dikategorikan sebagai pemain remaja. Kendati demikian, masih banyak pemain remaja lainnya yang tidak kalah mengesankan ketimbang Mbappe. Mereka bisa dikumpulkan membentuk skuat yang sangat menakutkan.
Berikut ini starting XI pemain remaja terbaik di dunia seperti dilansir Fox Sports Asia.
Kiper
Mile Svilar (Belgia/ Benfica)
Alban Lafont dari Fiorentina dan Gianluigi Donnarumma dari AC Milan masing-masing berusia 20 pada bulan Januari dan Februari 2019. Oleh karena itu, Mile Svilar Benfica mendapat tempat di XI ini.
Pemain berusia 19 tahun itu adalah produk akademi pemuda Anderlecht. Namun, ia bergabung dengan Benfica pada Agustus 2017 sebelum tampil untuk tim senior Anderlecht.
Svilar adalah kiper termuda yang pernah bermain untuk Benfica, kiper termuda yang pernah bermain di pertandingan Liga Champions dan juga kiper termuda yang menggagalkan penalti di pertandingan Liga Champions.
Dia sudah membela Belgia hingga level U-19 tetapi juga bisa bermain untuk Serbia melalui ayahnya yang merupakan mantan kiper Serbia.
Baca juga : PREDIKSI PERTANDINGAN BOLA 24 - 25 MARET 2019
Fullback
Reece James (Inggris / Chelsea)
Reece James adalah salah satu dari pemain didikan akademi Chelsea dan jika larangan transfer The Blues tidak dicabut, maka James mungkin punya peluang untuk masuk ke tim utama.
James belum pernah bermain untuk tim senior Chelsea tetapi ia tampil mengesankan ketika dipinjamkan ke Wigan Athletic musim ini. Pemain berusia 19 tahun itu sudah tampil di setiap pertandingan untuk Wigan sejauh ini dan mendapat penghargaan man of the match sebanyak lima kali.
Bek Chelsea itu adalah bagian dari tim Inggris U19 yang memenangkan Piala Eropa U-19 2017.
Ryan Sessegnon (Inggris / Fulham)
Ryan Sessegnon masih baru berusia 18 tahun tetapi dia sudah memainkan 112 pertandingan untuk Fulham dan mencetak 25 gol.
Sessegnon memulai sebagai bek kiri tetapi sekarang bergeser menjadi pemain sayap. Pada akhir musim 2017/18, ia menjadi pemain Championship pertama yang masuk nominasi PFA Young Player of the Year.
Dia dinobatkan sebagai Championship Player of the Season, Young Player of the Season dan Apprentice of the Year. Selain itu, dia juga masuk Team of the Season dan EFL Club Developed XI.
Sang remaja diperkirakan akan meninggalkan Fulham pada akhir musim jika klub terdegradasi dan akan ada banyak klub yang berminat meminangnya.
Bek Tengah
Matthijs de Ligt (Belanda / Ajax)
Matthijs de Ligt adalah pemenang terbaru penghargaan Golden Boy dan juga bek pertama yang memenangkan penghargaan tersebut. Pemain asal Belanda itu sudah memainkan lebih dari 100 pertandingan untuk Ajax, menjadi kapten termuda di klub dan juga kapten termuda dalam pertandingan sistem gugur Liga Champions.
De Ligt sudah membela Belanda dalam tiga belas pertandingan dan dia telah membentuk duet bek tengah yang kuat dengan Virgil van Dijk.
Pemain berusia 19 tahun itu sekarang menjadi target bagi sebagian besar klub raksasa Eropa dan bisa meninggalkan klub pada musim panas mendatang.
Dan-Axel Zagadou (Prancis / Borussia Dortmund)
Dan-Axel Zagadou adalah produk dari akademi PSG. Namun, pemain Prancis itu meninggalkan klub tanpa pernah bermain untuk tim senior sebelum bergabung dengan Borussia Dortmund.
Zagadou sudah bermain untuk Dortmund dalam 35 pertandingan sejauh ini dan mencetak tiga gol. Meski pemain berusia 19 tahun itu lebih suka bermain sebagai bek tengah, ia juga mampu bermain sebagai bek kiri.
Dia sudah membela Prancis hingga level U20 tetapi juga bisa bermain untuk Pantai Gading di panggung internasional.
Gelandang
Kai Havertz (Jerman / Bayer Leverkusen)
Berusia 19 tahun, Havertz sudah membuat 96 penampilan di tim utama Bayer Leverkusen serta tiga caps untuk tim nasional Jerman.
Gelandang berbakat itu awalnya sering dibandingkan dengan Mesut Ozil. Namun, penampilannya yang mengesankan pada musim ini membuatnya dibandingkan dengan mantan pemain Leverkusen seperti Toni Kroos, Arturo Vidal dan Michael Ballack.
Musim ini, Havert mampu mencetak 13 gol dan enam assist di semua kompetisi untuk Leverkusen dan dia sudah menarik minat dari klub-klub top Eropa lainnya.
Baca juga : Rui Costa: Tak Ada Pemain Juara yang Selapar Ronaldo
Matteo Guendouzi (Prancis / Arsenal)
Matteo Guendouzi adalah pembelian paling murah Arsenal di musim panas. Namun, ia terbukti bisa menjadi pembelian musim panas terbaik mereka apalagi karena ia hanya menghabiskan biaya sekitar 7 juta pounds.
Pemain berusia 19 tahun ini sudah membela Arsenal dalam 34 pertandingan pada musim debutnya dan membuat terkesan para penggemar dan pandit dengan penampilan uletnya bahkan saat timnya kalah.
Yang menarik, Guendouzi pernah menimba ilmu di akademi PSG sebelum pindah ke Lorient dan melakukan debut profesionalnya bersama Les Merlus.
Nicolo Zaniolo (Italia / Roma)
Inter Milan punya sejarah melepaskan pemain muda yang fantastis sebelum mereka menyadari potensi mereka dan contohnya adalah Philippe Coutinho dan Andrea Pirlo. Kesalahan terbaru klub Italia itu adalah Nicolo Zaniolo yang mereka gunakan sebagai tambahan untuk mendatangkan Radja Nainggolan dari AS Roma pada musim panas lalu.
Zaniolo mampu menembus tim utama Roma pada musim debutnya dan sudah membuat 28 penampilan di semua kompetisi dengan mencetak lima gol. Pada bulan September 2018, dia bahkan dipanggil ke tim nasional Italia untuk pertama kalinya sebelum melakukan debutnya di Seri A tetapi tidak mendapat kesempatan bermain.
Pemain berusia 19 tahun itu mencetak dua gol untuk Roma dalam pertandingan babak 16 besar Liga Champions melawan Porto dan dengan demikian menjadi pemain Italia termuda yang mencetak dua gol dalam satu pertandingan di kompetisi Eropa tersebut.
Penyerang
Vinicius Junior (Brasil / Real Madrid)
Real Madrid menghabiskan banyak uang untuk mengontrak Vinicius Junior pada tahun 2017. Namun, ia baru bisa bergabung dengan klub pada tahun 2018 setelah berusia 18 tahun.
Vinicius membutuhkan waktu untuk menembus tim utama Real Madrid. Namun, dia sudah mencatatkan 28 penampilan di semua kompetisi dengan mencetak empat gol dan membuat sepuluh assist.
Pada bulan Februari 2019, Vinicius mendapat panggilan ke tim nasional Brasil pertamanya tetapi ia harus mundur karena cedera
Jadon Sancho (Inggris / Borussia Dortmund)
Jadon Sancho berani mengambil langkah dengan pindah ke Bundesliga pada tahun 2017 untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain tim utama. Sekarang dia sudah mampu mengamankan tempatnya di starting XI Borussia Dortmund musim ini.
Musim ini, Sancho sudah mencetak sembilan gol dan 14 assist di semua kompetisi untuk Dortmund. Di liga saja, ia membuat 12 assist dan torehannya itu adalah yang terbanyak di lima liga top Eropa bersama dengan Lionel Messi.
Penampilan Sancho yang luar biasa juga membuatnya mendapatkan panggilan ke tim senior Inggris pertamanya pada 2018.
Joao Felix (Portugal / Benfica)
Joao Felix adalah properti terpanas di sepakbola Portugal dan sedang dikaitkan dengan kepindahannya ke beberapa klub top Eropa.
Pemain berusia 19 tahun itu mampu bermain sebagai gelandang serang, pemain sayap dan penyerang tengah. Namun, ia lebih banyak bermain sebagai penyerang tengah. Dalam 32 pertandingan di semua kompetisi, dia sudah mencetak 12 gol dan di liga saja, dia mencetak 10 gol dan empat assist dalam 18 pertandingan.
Performa mengesankan Felix membuatnya dipanggil ke tim senior Portugal untuk pertandingan internasional melawan Ukraina dan Serbia.
